BAB 8
METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
Siklus Hidup Sistem
Siklus
hidup sistem (system life cycle) atau
SLC adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau
subsiste, informasi berbasis komputer.
SLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.
Pengelolaan Siklus Hidup
Siklus
hidup siatem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu
oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Sekerang manajemen
siklus hidup sistem mungkin saja tertentang melewati beberapa tingakat
organisasional dan melibatkan manejer di luar jasa informasi.
Tanggung
Jawab Eksekutif. ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi
seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan
untuk mengawasi proyek pengembanganya.
Komite
Pengarah SIM. Jika tujuan komite tersebut adalah memberikan petunjuk,
pengarah, dan pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut dengan
komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengarah untuk penggunaan
sumber daya komputer perusahaan, digunakan nama komite pengarah SIM.
Komite
pengarah SIM melaksanakan fungsi utama yaitu:
· Mentapakan kebijakan yang memastikan
dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategi perusahaan.
· Menjadi pengendali keuangan dengan
sebagai badan yang berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana
yang berhubungan dengan komputer.
· Menyelesaikan pertentangan yang timbul
sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
Tahap Perencanaan
Keuntungan dari Merencanakan Proyek
CBIS
1. Menentukan
lingkup dari proyek
2. Mengenali
berbagai area permasalahan potensial
3. Mengatur
urutan tugas
4. Memberikan
dasar untuk pengendalian
Langkah-langkah dalam Tahap
Perencanaan
1. Menyadari
Masalah
Kebutuhan akan proyek
CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer dan elemen-elemen
dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan
Masalah
Setelah manajer
menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi
permasalahan itu. Manajer hanya mencari untuk mengidentifikasi dimana
sebenarnya letak permasalahan dan apa
kemungkinan penyebabnya.
3. Menentukan
tujuan
Manajer dan analisis
sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem
untuk memuaskan pemakai.
4. Mengidentifikasi
Kendala-kendala Sistem
Kendala-kendala sistem
penting diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan.
5. Membuat
Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah
suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi
kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Ada enam dimensi
kelayakan:
· Teknis
· Pengembalian ekonomis
· Pengembalian non ekonomis
· Hukum dan etika
· Operasional
· Jadwal
6. Mempersiapkan
Usulan Penelitian Sistem
Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar yang
terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem
itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analisis akan menyiapkan
ususlan penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan
perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis.
7. Menyetujui
atau Menolak Penelitian Proyek
Manajer dan komite
pengarah menimbang pro dan kontra dari
proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah
perlu keputusan diteruskan/hentikan.
8. Menetapkan
Mekanisme Pengendalian
Komite pengarah SIM menetapakn
pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.
Tahap Analisis
1. Mengumumkan
Penelitian Sistem
2. Mengorganisasikan
Tim Proyek
3. Mendefinisikan
Kebutuhan Informasi
4. Mendefinisikan
Kriteria Kinerja Sistem
5. Menyiapkan
Usulan Rancangan
6. Menyetujui
atau Menolak Rancangan Proyek
Tahap Rancangan
1. Menyiapkan
Rancangan Sistem yang Terinci
Beberapa alat
memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai
dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terinci. Ini merupakan
ciri rancangan terstruktur (structured
design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
2. Mengidentifikasi
Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Mengidentifikasi
konfigurasi peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem
untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi
Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis mengevaluasi
semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua
subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal.
4. Memilih
Konfigurasi yang Terbaik
Analis mengevaluasi
semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua
subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis membuat
rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
5. Menyiapkan
Usulan Penerapan
Analisis menyiapkan usulan
penerapan (implementation proposal)
yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan
yang diharapkan, dan biayanya.
6. Menyetujui
atau Menolak Penerapan Sistem
Jika keuntungan yang diharapkan
dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
Tahap Penerapan
1. Merencanakan
Penerapan
2. Mengumumkan
Penerapan
3. Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Keras
4. Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Lunak
5. Menyiapkan
Database
6. Menyiapkan
Fasilitas Fisik
7. Mendidik
Peserta dan Pemakai
8. Masuk
ke Sistem Baru
Tahap Penggunaan
Tahap
penggunaan teridiri 3 langkah :
1. Menggunakan
Sistem
Pemakai menggunakan
sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
2. Audit
Sistem
Penelitian formal
dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria
kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan (postimplementation review). Hasil audit
dilaporkan kepada CIO, Komite pengarah SIM dan pemakai.
3. Memelihara
Sistem
Selama manajer
menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan
dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem (system maintenance). Pemeliharaan sistem
dilaksanakan untuk tiga alas an :
(1) Memperbaiki
kesalahan
(2) Menjaga
kemutakhiran sistem
(3) Meningkatkan
sistem
Menempatkan Siklus
Hidup Sistem dalam Perspektif
Spesialis
informasi telah membuat modifikasi pada LSC sehingga waktu yang diperlukan
untuk menerapkan sistem dikurangi. Dari banyak modifiksai yang dicoba, ada dua
hal mendapatkan banyak perhatian. Kedua hal tersebut adalah prototyping dan Rapid Application Development atau RAD.
Prototyping
Prototipe
adalah memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem
akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe
disebut dengan prototyping.
Jenis-jenis Prototipe
Ada
2 jenis prototipe:
a) Prototipe
jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional.
b) Prototipe
jenis II, suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi
sistem operasional.
Pengembangan Prototipe jenis I
1) Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai
2) Mengembangkan
Prototipe
3) Menentukan
apakah prototipe dapat diterima
4) Menggunakan
prototipe
Pengembangan Prototipe jenis II
1) Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai
2) Mengembangkan
Prototipe
3) Menentukan
apakah prototipe dapat diterima
4) Mengkodekan
sistem operasional
5) Menguji
sistem operasional
6) Menentukan
jika sistem operasional dapat diterima
7) Menggunakan
sistem operasional
Prototyping
dan Siklus Hidup
Pengembangan Sistem
Bagi
sistem berskala kecil, prototyping dapat
menggantikan siklus hidup pengembangan sistem. Namun, bagi sistem berskala
besar, prototyping dipadukan dengan
SDLC.
Daya Tarik Prototyping
Beberapa
alasan pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping :
Ø Komunikasi
anatara analisis sistem dan pemakai membaik
Ø Analisis
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai
Ø Pemakai
berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem
Ø Spesialis
informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam
mengembangkan sistem
Ø Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Potensi Kegagalan Prototyping
Ø Ketergesaan
untuk membuat prototipe mungkin menghasilkan jalan pintas dalam definisi
permasalahan, evaluasi alternative dan dokumentasi.
Ø Pemakai
mungkin begitu tertarik dengan prototipe sehingga mereka mengharapkan sesuatu
yang tidak realistis dari sistem operasional.
Ø Prototipe
jenis I mungkin tidak seefisien sistem yang dikodekan dalam bahasa pemrograman.
Ø Hubungan
komputer-manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan
yang baik.
Penerapan yang Berprospek Baik
untuk Prototyping
Prototyping bekerja
paling baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut :
· Risiko
tinggi
· Interaksi
pemakai penting
· Jumlah
pemakai banyak
· Penyelesaian
yang cepat diperlukan
· Perkiraan
tahap penggunaan sistem yang pendek
· Sistem
yang inovatif
· Perilaku
pemakai yang sukar ditebak
Rapid
Application Development
Metodologi
yang memiliki tujuan yang sana seperti
prototyping, yaitu memberikan respon yang cepat pada kebutuhan pemakai,
tetapi dalam lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah seperangkat
strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu
kerangka kerja menyeluruh yang disebut information
engineering.
Unsur-unsur Penting RAD
Manajemen.
Manajemen khususnya manajemen puncak, harus merupakan orang yang suka
bereksperimen, yang suka melakukan hal yang baru atau orang yang cepat belajar
menggunakan metodologi baru.
Manusia.
Daripada menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SLC, RAD
menyadari efisensi yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang
terspesialisasi. Anggota tim-tim adalah para ahli metodologi dan peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus mereka.
Metodologi.
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap
: (1) perencanaan kebutuhan, (2)
rancangan pemakai, (3) kontruksi, (4) cutover.
Peralatan.
Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat
dan peralatan CASE yang memudahkan prototyping
dan pembuatan kode.
CASE
CASE
merupakan singkatan dari computer aided
software engineering yang merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan
menglihkan sebagian beban kerja
pengembangan sistem dari manusia ke komputer. Tingkat kemampuan peralatan
tertentu dapat dinyatakan melalui tempatnya didalam SLC. Empat kategori telah
didefinisikan :
· Peralatan
CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif perusahaan saat mereka membuat
perencanaan strategis.
· Peralatan
CASE tingkat menengah dapat digunakan selama tahap analisis dan rancangan untuk
mendokumentasikan proses dan data dari sistem yang telah ada maupun sistem
baru.
· Peralatan
CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan dan penggunaan untuk
membantu programmer mengembangkan, menguji dan menjaga kode.
· Peralatan
CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan CASE tingkat
atas, menengah dan bawah.
Menempatkan SLC,
Prototype dan RAD dalam Perspektif
Siklus
hidup sistem, prototyping dan RAD semuanya merupakan metodologi.Tiga metodologi
ini merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis
komputerr.SLC merupakan aplikasi dari pendekatan sistem untuk masalah penerapan
sistem komputer, dan berisikan semua elemen pendekatan sistem dasar, dimulai
dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping
merupakan bentuk pendek dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan
pemuasan kebutuhan pemakai.Prototyping dapat berada di dalam SLC. Kenyatannya,
selama proses pengembangan satu sistem tunggal mungkin diperlukan banyak usaha
prototyping.
RAD
merupakan pendekatan alternatif untuk tahap rancangan dan penerapan dari
SLC.Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan sistem untuk
digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan berbasis komputer
dan tim-tim proyek yang terspesialisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar