BAB 7
PENDEKATAN SISTEM
Pemecahan Masalah
Kita
mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi
pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan
Masalah
Dalam
memecahkan masalah, seorang manajer akan membuat banyak keputusan. Keputusan
adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah
tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi
terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah
identifikasi berbagai alternatif keputusan.
Elemen-elemen Proses Pemecahan
Masalah
Beberapa
elemen harus ada agar seorang manajer berhasil dlam pemecahan masalah. Tentu
saja harus ada satu masalah dan seorang pemecah masalah (manajer). Solusi bagi
suatu masalah harus memampukan sistem untuk memenuhi tujuannya secara baik. Standar
ini menggambarkan keadaan yang diharapkan. Selanjutnya manajer harus memiliki
informasi yang tersedia. Informasi itu menggambarkan keadaan saat ini. Jika keadaan
saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah tetapi jika
keadaan itu berbeda ada sejumlah masalah dan harus dipecahkan.
Dengan
adanya masalah yang timbul maka munculah istilah kriteria solusi (solution
criterion). Kriteria solusi sesuatu yang menggambarkan perbedaan keadaan saat
ini dengan keadaan yang diharapkan, atau apa yang diperlukan untuk mengubah
keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Salah satu langkah dalam
proses penyelesaian masalah yakni mengidentifikasi berbagai alternatif
penyelesaian masalah. Tugas tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajer.
Hal tersebut dilakukan dengan mengandalkan pengalaman (experience), atau
memperoleh bantuan dari bagian sistem informasi yang non-komputer, seperti
masukan dari berbagai pihak (di dalam dan di luar organisasi).
Setelah berbagai
alternatif diidentifikasi, dan dengan memanfaatkan sistem informasi maka
dilakukanlah proses evaluasi setiap alternatif tersebut. Evaluasi tersebut
harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraint) yang mungkin.
Kendala tersebut mencakup kendala internal : keterbatasan sumber daya,
eksternal : tekanan dari berbagai elemen lingkungan.
Struktur Masalah
Adapun
struktur masalah (problem structure) dari suatu persoalan dibagi atas tiga (3)
bentuk, yaitu :
· Masalah yang terstruktur,
penyelesaiannya dapat dibantu oleh komputer. Permasalahannya memiliki
elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh manajer
(pemecah masalah).
· Masalah yang tidak terstruktur;
merupakan permasalahan yang memiliki elemen-elemen dan hubungan antar elemen
yang sama sekali tidak dipahami oleh manajer (pemecah masalah). Misalnya
masalah personil pada suatu departemen karena adanya perbedaan prilaku, budaya,
dan lain-lain.
· Masalah yang semi-terstruktur; merupakan
permasalahan yang memiliki elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang
sebagiannya dipahami oleh manajer (pemecah masalah). Contohnya adalah pemilihan
lokasi untuk membangun pabrik baru. Sebagian elemen misalnya biaya tanah,
pajak, biaya pengiriman bahan baku, dapat diukur. Namun, elemen lainnya seperti
bencana alam, dan sikap masyarakat, sukar diidentifikasi dan diukur.
Pendekatan Sistem
Proses
pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, ia
mengidentifikasikan tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu
kontroversi sacara memadai.
1. Mengenali
kontroversi
2. Menimbang
klaim alternatif
3. Membentuk
penilaian
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan
sistem, namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah -
mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk
memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Serangkaian
Langkah-langkah
Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk
mrmrcahkan masalah dengan menyediakan orientasi sistem.
Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan
masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya.
Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan
berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih satu yang tampaknya
terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjut untuk meyakinkan bahwa
masalah itu terpecahkan.
Usaha Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan
secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka piker
yang diinginkan untuk menangani masalah.
Langkah-langkah ini dapat terjadi selama jangka waktu yang lama-dimulai
dari :
Langkah
Satu : Memandanag Perusahaan sebagai Suatu Sistem
Anda harus mampu melihat perusahaan anda
sebagai suatu sistem. Anda harus mampu untuk melihat bagaimana perusahaan anda
sesuai dengan model.
Langkah
Dua : Mengenal Sistem Lingkungan
Hubungan perusahaan dengan lingkungannya juga
penting. Delapan elemen lingkungan memberikan suatu cara efektif menempatkan
perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.
Langkah
Tiga : Mengidentifikasi Subsistem-subsistem Perusahaan
Subsistem-subsistem utama perusahaan juga perlu
diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat mengambil beberapa bentuk. Yang
mudah dilihat manajer adalah area-area fungsional. Manajer juga melihat tingkat-tingkat manajemen
sebagai subsistem. Disini subsistem-subsistem memiliki hubungan atasan-bawahan
dan dihubungkan oleh informasi maupun arus keputusan.
Manajer dapat juga menggunakan arus sumber daya
sebagai dasar membagi perusahaan menjadi subsistem-subsistem. Bentuk
fungsioanal dari organisasi menerapkan hal ini hingga suatu tingkat tertentu.
Ketika
seorang manjer dapat melihat perusahaan sebagai sistem yang terdiri dari
subsistem-subsistem dan sistem itu berada
dalam suatu lingkungan,maka orientasi sistem telah tercapai. Manajer telah
meneyelesaikan usaha persiapan dan sekarang siap untuk menggunakan pendekatan
sistem dalam pemecahan masalah.
Usaha Definisi
Usaha
definisi mencakup dua langkah: bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan
menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu sistem dalam suatu urutan
tertentu.
Langkah Empat: Bergerak dari
Tingkat Sistem ke Subsistem
Manajer
mula-mula mempelajari posisi sistem itu dihubungan dengan lingkungannya. Perlu
dipahami bahwa sistem dapat berada pada tingkat manapun. Tidak perlu memulai
dari tingkat perusahaan sebagai suatu sistem. Analisis dapat diarahkan pada
subsistem manapun dalam perusahaan. Selanjutnya manajer menganalisis sistem
menurut subsistem-subsistemnya.
Tujuan
dari analisis top-down ini adalah mengidentifikasi tingkat sistem tempat
penyebab persoalan berada.
Langkah Lima: Menganalisis
Bagian-bagian Sistem dalam Suatu Urutan Tertentu
Saat
manajer mempelajari tiap tingkat sistem, elemen-elemen sistem dianalisis secara
berurutan.
Elemen Satu – Mengevaluasi Standar,
standar
kinerja untuk suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran
dan kuota.
Elemen Dua – Membandingkan Output
Sistem dengan Standar, setelah manajer puas dengan standar
tersebut, ia kemudian mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya
dengan standar.
Elemen Tiga – Mengevaluasi
Manajemen, suatu penilaian kritis dilakukan stas
manajemen sistem dan struktur organisasi.
Sebagai pedoman umum, jika masalah dapat dipecahkan dengan tim manajemen
dan struktur yang ada, maka elemen manajemen bukanlah masalah.
Elemen Empat – Mengevaluasi
Pemroses Informasi, mungkin terdapat tim manajemen yang
baik, tetapi tim tersebut tidak mendapatkan informasi yang diperlukannya. Jika
ini kasusnya, kebutuhan itu harus diidentifikasi dan suatu sistem informasi
yang memadai harus dirancang dan diterapkan.
Elemen Lima – Mengevaluasi Input
dan Sumber Daya Input, suatu analisis dibuat mengenai
sumber daya fisik dalam elemen input maupun sumber daya yang mengalir melalui
elemen tersebut dari lingkungan.
Elemen Enam – Mengevaluasi Proses
Transformasi, prosedur dan praktek yang tidak efisien
mungkin menyebabkan kesukaran dalam mengubah input menjadi output. Salah satu
contoh modern dari usaha memecahkan masalah transformasi adalah computer
integrated manufacturing (CIM).
Elemen tujuh – Mengevaluasi Sumber
Daya Output, memeikirkan sumber daya fisik dalam
elemen output dari sistem. Contoh sumber daya seperti itu adalah gudang barang
jadi, pegawai, dan mesin di dok pengiriman dan armada truk pengiriman.
Usaha Pemecahan
Langkah Enam: Mengidentifikasi
Berbagai Alternatif Solusi
Manajer
mengidentifikasi bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan yang sama.
Hal ini lebih mudah bagi manajer berpengalaman, yang dapat menerapkan
solusi-solusi yang telah berhasil di masa lalu, tetapi kreativitas dan intuisi
juga berperan penting. Para pemecah masalah sering terlibat dalam tukar pikiran
(brainstorming), suatu kegiatan
informal yang para anggotanya mengungkapkan pandangan mereka, lalu
didiskusikan. Pendekatan yang lebih formal disebut sesi JAD. JAD ( joint application design) / rancangan
aplikasi bersama dan merupakan pendekatan sistem pendukung keputusan secara
berkelompok (group decision support
system) untuk memecahkan masalah.
Langkah Tujuh: Mengevaluasi Berbagai
Alternatif Solusi
Semua
alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama,
yang mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan masalah. Walau
kriteria evaluasi dapat menyediakan banyak jalan menuju solusi masalah, ukuran
dasarnya adalah seberapa jauh suatu alternatif memampukan sistem untuk mencapai
tujuan. Keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif perlu dipertimbangkan.
Langkah Delapan: Memilih Solusi
Terbaik
Stelah
mengevaluasi berbagai alternatif, selanjutnya perlu memilih satu alternatif
yang tampak terbaik. Henry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, mengidentifikasi
tiga cara manajer memilih alternatif terbaik :
· Analisis, suatu evaluasi sistematis atas
pilihan-pilihan yang mempertimbangkan konsekuensi pilihan tersebut pada tujuan
organisasi.
· Penilaian, proses mental dari seorang
manajer. Misalnya, manajer perusahaan manufaktur menerapkan pengalaman dan
intuisi dalam mengevaluasi tata letak pabrik baru yang diusulkan oleh model
matematika,
· Tawar menawar, negoisasi antara beberapa
manajer. Contohnya adalah perundingan diantara para anggota komite eksekutif
mengenai sistem informasi fungsional yang mana yang akan diterapkan pertama.
Langkah Sembilan: Menerapkan Solusi
Masalah
tidak terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik. Solusi itu perlu
diterapkan.
Langkah Sepuluh: Membuat Tindak
Lanjut untuk Memastikan bahwa Solusi itu Efektif
Manajer
harus tetap mengatasi situasi untuk memastikan bahwa solusi mencapai kinerja
yang direncanakan. Jika solusi kurang dari yang diharapkan, tahap-tahap
pemecahan masalah perlu ditelusuri ulang untuk menentukan apa yang salah. Lalu
dicoba sekali lagi. Proses ini diulangi hingga manajer puas bahwa masalah
tersebut telah terpecahkan.
Faktor-faktor Pribadi
yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Tiap
manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi
bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan
menggunakan informasi.
Merasakan Masalah
Manajer
dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah, yaitu:
1. Penghindar
masalah (problem avoider), manajer ini mengambil
ini mengambil sikap positif dan mengganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia
berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau
menghindarinya sepanjang perencanaan
2. Pemecah
masalah (problem solver), manajer ini tidak
mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah
tersebut dipecahkan.
3. Pencari
masalah (problem seeker), manajer ini menikmati
pemecahan masalah dan mencarinya.
Mengumpulkan Informasi
Para
manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan infromasi atau
sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.
·
Gaya teratur (perceptive style), manajaer jenis ini mengikuti management by
exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area
minatnya.
·
Gaya menerima (receptive style), manajer jenis ini ingin melihat semuanya,
kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain
dalam organisasi.
Menempatkan Pendekatan
Sistem dalam Perspektif
Sebelum
kita menyimpulkan diskusi kita mengenai pendekatan sistem, tiga komentar
berikut perlu diperhatikan:
1. Pendekatan sistem sebenarnya hanyalah
akal sehat (common sense). Walau
teknik-tekniknya mencakup banyak tahap terpisah dan tidak pernah dikuasai
sepenuhnya, penalaran yang mendasarinya bersifat sederhana. Anda berusaha
memahami suatu masalah sebelum mencoba memecahkannya dan anda mempertimbangkan
berbagai solusi yang mungkin.
2. Pendekatan sistem hanyalah satu cara
memecahkan masalah, jika anda mengamati para manaje saat mereka mengembangkan
solusi, anda akan melihat bahwa semua langkah-langkah yang telah ditetapkan
tidak selalu diikuti, atau tidak diikuti secara berurutan.
3. Pendekatan sitem adalah metodologi
sistem dasar, suatu metodologi adalah suatu cara yang telah ditetapkan untuk
melaksanakan sesuatu. Pendekatan sistem adalah suatu metodolgi. Bahkan
pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam bidang komputer.